Metode Imam Bukhari dlm Menulis Kitab-kitabnya

Metode Imam Bukhari dalam
Menulis Kitab Hadits
Sebagai intelektual muslim
yang berdisiplin tinggi, Imam
Bukhari dikenal sebagai
pengarang kitab yang
produktif. Karya-karyanya
tidak hanya dalam disiplin
ilmu hadits, tapi juga ilmu-
ilmu lain, seperti tafsir, fikih,
dan tarikh. Fatwa-fatwanya
selalu menjadi pegangan umat
sehingga ia menduduki derajat
sebagai mujtahid mustaqil
(ulama yang ijtihadnya
independen), tidak terikat
pada mazhab tertentu,
sehingga mempunyai otoritas
tersendiri dalam berpendapat
dalam hal hukum.
Pendapat-pendapatnya
terkadang sejalan dengan
Imam Abu Hanifah (Imam
Hanafi, pendiri mazhab
Hanafi), tetapi terkadang bisa
berbeda dengan beliau.
Sebagai pemikir bebas yang
menguasai ribuan hadits
shahih, suatu saat beliau bisa
sejalan dengan Ibnu Abbas,
Atha ataupun Mujahid dan
bisa juga berbeda pendapat
dengan mereka.
Diantara puluhan kitabnya,
yang paling masyhur ialah
kumpulan hadits shahih yang
berjudul Al-Jami ’ as-Shahih,
yang belakangan lebih
populer dengan sebutan
Shahih Bukhari. Ada kisah unik
tentang penyusunan kitab ini.
Suatu malam Imam Bukhari
bermimpi bertemu dengan
Nabi Muhammad saw., seolah-
olah Nabi Muhammad saw.
berdiri dihadapannya. Imam
Bukhari lalu menanyakan
makna mimpi itu kepada ahli
mimpi. Jawabannya adalah
beliau (Imam Bukhari) akan
menghancurkan dan mengikis
habis kebohongan yang
disertakan orang dalam
sejumlah hadits Rasulullah
saw. Mimpi inilah, antara lain
yang mendorong beliau untuk
menulis kitab “Al-Jami ‘as-
Shahih”.
Dalam menyusun kitab
tersebut, Imam Bukhari
sangat berhati-hati. Menurut
Al-Firbari, salah seorang
muridnya, ia mendengar Imam
Bukhari berkata. “Saya susun
kitab Al-Jami’ as-Shahih ini di
Masjidil Haram, Mekkah dan
saya tidak mencantumkan
sebuah hadits pun kecuali
sesudah shalat istikharah dua
rakaat memohon pertolongan
kepada Allah, dan sesudah
meyakini betul bahwa hadits
itu benar-benar shahih ”. Di
Masjidil Haram-lah ia
menyusun dasar pemikiran
dan bab-babnya secara
sistematis.
Setelah itu ia menulis
mukaddimah dan pokok pokok
bahasannya di Rawdah Al-
Jannah, sebuah tempat antara
makam Rasulullah dan
mimbar di Masjid Nabawi di
Madinah. Barulah setelah itu
ia mengumpulkan sejumlah
hadits dan menempatkannya
dalam bab-bab yang sesuai.
Proses penyusunan kitab ini
dilakukan di dua kota suci
tersebut dengan cermat dan
tekun selama 16 tahun. Ia
menggunakan kaidah
penelitian secara ilmiah dan
cukup modern sehingga hadits
haditsnya dapat
dipertanggung-jawabkan.
Dengan bersungguh-sungguh
ia meneliti dan menyelidiki
kredibilitas para perawi
sehingga benar-benar
memperoleh kepastian akan
keshahihan hadits yang
diriwayatkan. Ia juga selalu
membandingkan hadits satu
dengan yang lainnya, memilih
dan menyaring, mana yang
menurut pertimbangannya
secara nalar paling shahih.
Dengan demikian, kitab hadits
susunan Imam Bukhari benar-
benar menjadi batu uji dan
penyaring bagi sejumlah
hadits lainnya. “Saya tidak
memuat sebuah hadits pun
dalam kitab ini kecuali hadits-
hadits shahih ”, katanya suatu
saat.
Di belakang hari, para ulama
hadits menyatakan, dalam
menyusun kitab Al-Jami ’ as-
Shahih, Imam Bukhari selalu
berpegang teguh pada tingkat
keshahihan paling tinggi dan
tidak akan turun dari tingkat
tersebut, kecuali terhadap
beberapa hadits yang bukan
merupakan materi pokok dari
sebuah bab.
Menurut Ibnu Shalah, dalam
kitab Muqaddimah, kitab
Shahih Bukhari itu memuat
7275 hadits. Selain itu ada
hadits-hadits yang dimuat
secara berulang, dan ada 4000
hadits yang dimuat secara
utuh tanpa pengulangan.
Penghitungan itu juga
dilakukan oleh Syekh
Muhyiddin An Nawawi dalam
kitab At-Taqrib. Dalam hal itu,
Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam
kata pendahuluannya untuk
kitab Fathul Bari (yakni syarah
atau penjelasan atas kitab
Shahih Bukhari) menulis,
semua hadits shahih yang
dimuat dalam Shahih Bukhari
(setelah dikurangi dengan
hadits yang dimuat secara
berulang) sebanyak 2.602
buah. Sedangkan hadits yang
mu ’allaq (ada kaitan satu
dengan yang lain,
bersambung) namun marfu
(diragukan) ada 159 buah.
Adapun jumlah semua hadits
shahih termasuk yang dimuat
berulang sebanyak 7397 buah.
Perhitungan berbeda diantara
para ahli hadits tersebut
dalam mengomentari kitab
Shahih Bukhari semata-mata
karena perbedaan pandangan
mereka dalam ilmu hadits.



Labels : Cerita Hikmah Pasar Batik Murah Solo Batik Cinta IBU
Category:

0 komentar:

Posting Komentar

Search Terms : good template blogger Download template blogger Free Blogger template Free Template for BLOGGER Free template sexy Free design Template theme blogspot free free classic bloggerskin download template blog car